Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Blogger Template From:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Jumat, 25 April 2014

Memaknai Inovasi Pendidikan dari Sudut Pandang Mahasiswa Sekaligus Calon Guru SD


 
Perubahan sosial senantiasa terjadi di masyarakat dan lebih cepat prosesnya pada masyarakat yang heterogen sekaligus terbuka terhadap perubahan serta inovasi. Salah satu bidang yang tak luput dari perubahan sosial ini adalah pendidikan. Adanya inovasi dalam pendidikan dirasakan sangat penting untuk dilakukan untuk menjawab problematika dalam perubahan sosial. Inovasi dalam pendidikan penulis artikan sebagai gagasan, metode maupun artefak yang dinilai baru bagi seseorang maupun masyarakat yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan dan mencapai tujuan pendidikan. Inovasi ini bisa berupa hasil invention maupun discovery.

Inovasi diartikan berbeda dengan modernisasi karena penekanan maknanya yang berbeda. Dalam Modul Konsep Dasar Inovasi Pendidikan (Yosita, 2014), inovasi menekankan pada ciri adanya sesuatu yang diamati sebagai sesuatu yang baru bagi individu atau masyarakat sedangkan modernisasi menekankan pada adanya proses perubahan dari tradisional ke modern atau dari yang belum maju ke yang sudah maju. Inovasi dalam pendidikan dibutuhkan karena cita-cita dari pendidikan sendiri adalah memajukan kehidupan manusia, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa maupun dari yang tidak terampil menjadi ahli, artinya inovasi dalam pendidikan merupakan bagian dari usaha perubahan menuju kehidupan modern.

Para tenaga kependidikan senantiasa sudah barang tentu melakukan inovasi dan itu merupakan keharusan. Salah satu elemen dari tenaga kependidikan adalah guru sebagai pendidik yang langsung berinteraksi dengan peserta didik. Guru menjadi elemen penting yang menentukan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, sumber daya manusia yang dipersiapkan untuk menjadi guru harus mampu berinovasi terutama dalam pembelajaran yang akan dijadikan pengalaman bagi siswa nantinya. Mahasiswa yang juga sebagai calon guru menjadi lebih unggul apabila mampu berinovasi dalam hal model pembelajaran maupun medianya karena mampu menciptakan inovasi yang mengatarkan masyarakat menuju modernisasi.

Pentingnya inovasi bagi mahasiswa sekaligus calon guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran mengharuskannya menempuh langkah-langkah dalam proses berinovasi. Langkah-langkah tersebut menurut penulis antara lain ada 7 langkah. Pertama, mahasiswa/ calon guru mengumpulkan data langsung dari lapangan dengan metode observasi maupun wawancara. Lapangan yang dimaksud adalah subyek belajar itu sendiri yaitu siswa. Apabila mahasiswa itu berstatus sebagai calon guru SD, siswa yang diobservasi adalah siswa usia SD. Aspek yang dicari dalam tahap ini antara lain karakteristik siswa secara psikologis maupun kemampuan intelektual dan sosialnya. Tidak hanya siswa yang dicari informasi darinya tetapi juga orang tua yang mempunyai anak usia SD. Aspek yang dicari tahu antara lain harapan orang tua terhadap anaknya apa saja dan kebiasaan-kebiasaan yang ada di rumah maupun lingkungan sosialnya. Harapan masyarakat luas pada generasi yang sekarang ini juga harus dicari tahu terlebih lagi dalam lingkungan masyarakat yang lebih sempit pasti memiliki harapan tersendiri. Hal itu antara lain harapan masyarakat desa berbeda dengan masyarakat kota, harapan golongan tertentu berbeda dengan masyarakat golongan lain, dan sebagainya. Akan tetapi penulis yakin bahwa ada ttik temu dari kesemuanya itu sesuai dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia yang tercantum pada pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003, yaitu “untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Data lain yang harus dicari mahasiswa/ calon guru sebagai inovator pendidikan adalah dari media massa. Hal ini perlu karena media massa mempengaruhi siswa dalam kesehariannya. Media massa yang berupa media cetak maupun elektronik yang termasuk media sosial di dalamnya diidentifikasi kelemahan dan kelebihannya agar dapat digunakan untuk pertimbangan inovasi dalam pendidikan. Dari pencarian data yang penulis sebutkan di atas maka akan tahu masalah yang terdapat di dalamnya yang kemudian dapat dipecahkan melalui inovasi, tentu saja hal ini adalah dalam hal pendidikan.
Langkah kedua yang dapat ditempuh adalah dengan telaah pustaka. Mahasiswa perlu mencari referensi dari buku dalam negeri maupun luar negeri. Bisa jadi referensi yang diperoleh membantu mahasiswa dalam menggali ide untuk memecahkan masalah yang ditemukan pada langkah pertama. Tidak hanya buku yang dapat menjadi sumber referensi tetapi juga video-video proses pembelajaran, wawancara dengan guru yang sudah berpengalaman maupun naskah-naskah lain di dunia maya.

Langkah ketiga yaitu mencari tahu sumber daya yang ada di sekolah-sekolah. Sumber daya tersebut yaitu sarana-prasarana yang ada dan sumber daya manusia (guru dan karyawan) di sana (kesiapan dan kecakapannya terhadap modernisasi). Keempat, mahasiswa menuliskan inovasinya dalam tulisan yang sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku. Apabila inovasi yang tercipta adalah sebuah produk, mahasiswa sudah selayaknya membuatnya langsung sekaligus menuliskan langkah-langkah pembuatannya agar dapat ditiru oleh orang lain yang akan menggunakan (bila inovator berkenan). Kelima, mahasiswa mengujicobakan inovasi yang ditemukan pada siswa secara langsung. Setelah itu, apabila terdapat kekurangan-kekurangan, evaluasi dapat dilakukan guna memperbaiki produk/ karsa yang telah dicetuskan.

Langkah selanjutnya, keenam yaitu mahasiswa mempublikasikan hasil inovasinya. Saluran publikasi ini yang mudah adalah di dunia maya seperti blog atau semacamnya akan tetapi lebih dapat menyebar secara luas apabila dalam bentuk buku cetak (bila tembus penerbit atau bila mampu self-publishing). Ketujuh, inovasi yang telah ditemukan diajarkan pada orang lain. Hal ini dilakukan agar kebermanfaatan inovasi tersebut lebih meluas. Adanya langkah ini juga berguna dalam meraup masukan dari orang yang diajarkan untuk memberikan kritik beserta saran agar inovasi yang senantiasa dilakukan secara dinamis menjadi lebih baik.

Demikian hal yang dapat penulis maknai dari istilah inovasi pendidikan. Tentu saja dalam memaknai, satu orang dengan orang lain berbeda. Perbedaan itu wujud nyata dari keberagaman sudut pandang dan cara penyampaian yang akan memberikan kekayaan pengetahuan dari waktu ke waktu.

***

Penulis adalah Erina Candra Dewi, mahasiswa semester 6 Prodi PGSD Universitas Negeri Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
 

Designed By Blogs Gone Wild!